Sabtu, 31 Desember 2016

Piknik Asik ke Baturaden Bareng Keluarga

Setelah saya keluyuran ke beberapa tempat wisata baru di Banyumas, kali ini saya datang lagi ke Banyumas bersama keluarga ke obyek wisata yang sudah cukup lama kita dengar dan menjadi salah satu wisata populer dijawa tengah, yaitu Baturaden. 

Seperti halnya Candi Borobudur, siapa pun orangnya di Jawa tengah, pasti tau. Baturaden juga sama, siapa pun orangnya di Jawa tengah, pasti tau. Kecuali saya, sebelum jadi Mentri Pariwisata kemana-mana pasti belum ada yang tau.

Selain itu di Baturaden juga mempunyai kenangan manis buat saya, bahkan terlalu manis. Tepatnya 3 tahun yang lalu, Baturaden menjadi tempat kencan pertama saya dengan Mala yang sampai saat ini kita masih bersama. Karena di Baturaden inilah saya dan Mala berjanji untuk keliling bersama mencari tempat-tempat wisata yang belum kita datangi.
Ehm. Balik ke keluarga. Sebenernya ada keinginan besar dalam angan saya, yaitu mengumpulkan satu keluarga besar dari mulai anak-cucunya kakaknya kakek saya, sampai anak-cucunya adeknya kakek saya untuk liburan bareng entah kemana yang penting liburannya di Indonesia, namun untuk mewujudkan impian Besar tersebut, saya mulai dari yang kecil dulu dengan mengajak keluarga dari kakek saya (saja) untuk piknik bareng. Dan Alkhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Bahkan saya mendapat keringanan karena saya tidak perlu membayar orang untuk membawa travel sewaan saya, karena bapak saya sendiri jago membawa mobil. Hehe Dan inilah cerita liburan kami. _________________________________________ Pukul 4 pagi,
Karena ingin makan bersama sekeluarga di Baturaden, ibu saya mulai disibukan dengan memasak nasi, masak ayam goreng dan berbagai lauk-pauk lainnya, begitu juga dengan Bude saya yang ikut masak dengan menu lain. Kemudian satu-persatu dari kita bangun dan mandi karena rencana berangkat tepat pukul 6. Sedangkan saya yang menjadi ketua panitia dalam liburan kali ini malahan masih tertidur dengan dengkuran khasnya saya. Tak lama kemudian saya bangun dan melihat adik saya sudah sangat rapih bahkan sedang main game playstation sambil nunggu berangkat. Singkat cerita, lewat 15 menit dari jadwal, kita jalan. Tidak ada masalah disepanjang jalur utama Slawi-Bumiayu, tapi begitu masuk Ajibarang macetnya bikin pantat kesemutan. Untungnya sih macet dikarenakan truk didepan gak kuat nanjak, coba kalau macetnya gara-gara kepenuhan kendaraan, bisa tahun depan baru nyampe Baturaden. Begitu sampai daerah perkotaan (Purwokerto), tidak akan kesusahan bagi siapa saja yang ingin ke Obyek wisata Baturaden, karena sangat banyak sekali plang penunjuk jalan menuju kesana. Tak terasa sudah 4 jam ternyata kita dijalan dan baru sampai. Terlihat sudah banyak sekali pengunjung yang datang, baik dengan keluarga, sepasang suami-istri atau kekasih. Selanjutnya kita langsung masuk ke wisata alam yang paling terkenal di Banyumas ini. Baturaden itu bener-bener is the best banget, dimana pun kita berada, bisa dijadikan spot foto yang kece banget. 

Dengan keindahan alam yang terbentuk dengan sangat indah dan menakjubkan ini bisa menjadi magnet ketika akhir pekan dan libur panjang seperti sekarang ini. Di tambah lagi lokasinya yang berada di kaki gunung slamet yang menjadikan cuaca di tempat ini sangat sejuk dan membuat kita tidak akan pernah merasa bosan untuk datang lagi dan lagi. Sedangkan fasilitas yang ditawarkan juga beragam : Ada kolam renang, kolam luncur, pijat belerang, mandi air panas, komedi putar dan kereta mini. Fasilitas lainnya seperti mushola, toilet, dan berbagai tempat duduk juga terjaga akan kebersihannya. The bestnya ada wisata lagi didalam obyek wisata Baturaden. Kenapa dibilang ada wisata lagi, simple... karena masuknya bayar dan dapet tiket lagi. Wisata-wisata ini bernama : Pancuran pitu dan telu, Telaga Sunyi, Bumi perkemahan, Kaloka widya mandala (BonBin), Teater alam baturaden. Ibaratnya Baturaden itu kayak sebuah tempat yang sengaja dibuat untuk diliburanin dari dulu, dulu banget malah. Saya sih gak tau pasti cerita awal berdirinya Baturaden ini, yang jelas siapa pun orangnya yang pertama kalinya nemuin tempat ini pasti jiwanya traveler sejati banget. _________________________________________ Kembali ke cerita. Selanjutnya kita yang masih muda-muda kayak saya dan sodara sepupu lainnya bisa seru-seruan di sungai kecil yang cantik ini sambil foto dengan background tebing yang terdapat air yang mengalir. Kemudian kita naik kejembatan yang waow banget pemandangannya, dari sini kita bisa lihat setengah dari luasnya obyek wisata Baturaden.
Setelah berjam-jam keliling di Obyek wisata Baturaden, meskipun tiap sudut gak kita datangi, karena perlu waktu berhari-hari untuk menyusuri ke berbagai spot menarik lainnya, akhirnya kita menemukan tempat yang sepi, yang nyaman dan yang terpenting di alam terbuka. Emang untuk ngapain? untuk makan bareng sekeluarga. Kemudian kita buka tikar dan semua makanan yang sudah dibawa dari rumah keluarkan. Makan bareng keluarga di tempat terbuka kayak gini itu rasanya bener-bener hangat dan harmonis. Jujur. Meskipun banyak orang bilang kalau kita adalah keluarga yang harmonis, akan tetapi itu dari luaran saja, sebenernya banyak pertikaian kecil diantara kami seperti saya dengan orangtua, saya dengan kakaknya ibu, saya dengan kakek-nenek begitupun semuanya, hal utamanya karena salah pemahaman, juga karena kita sama-sama sibuk dengan urusan masing-masing yang kadang dapat menimbulkan rasa kesal. Tapi untungnya kita semua sama-sama orang dewasa, maksudnya sebesar apapun masalahnya bisa kita perbaiki dengan kepala dingin. Dan ketika sedang makan bersama diluar ini, baru kita terlihat seperti keluarga yang paling harmonis didunia. Penuh canda antara bapak-bapak, antara ibu-ibu, anak-anak, kadang juga antara bapak dan anak, bapak dan ibu, atau ibu dan anak.

Memang penting bagi keluarga siapa saja untuk melakukan kegiatan diluar rumah. Ini demi menjaga rasa cinta diantara kita. Dan yang paling spesial adalah kita makan di luar, di alam, bukan dirumah yang dikelilingi berbagai tembok. Ibu dan Bude saya sama-sama bilang "Entar kapan-kapan makan diluar lagi kayak gini" Ini memang yang saya impikan dari dulu, Karena bagi saya keluarga adalah rumah, seberapa buruk kita diluar, keluarga akan tetap menerimanya. Makanya kita diwajibkan untuk piknik atau liburan bareng keluarga minimal setahun sekali demi menjaga keharmonisan. Tapi impian besar saya bukan ini, melainkan ingin menyatukan seluruh keluarga besar kakek buyut saya untuk mengadakan liburan bareng yang kita atur sendiri atau bisa juga mengikuti paket liburan dari HIS Travel Indonesia, dengan berbagai pilihan paket wisata domestik yang kita inginkan. Dengan HIS Travel Indonesia juga kita bisa liburan dengan tenang, aman, dan tidak bingung mau tidur dimana karena kita bisa juga booking hotel dengan mudah, dan nyaman istirahat di Hotel pilihan kita.
Semoga apa yang saya impikan ini bisa tercapai bersama HIS Travel Indonesia. Dan inilah pengalaman pertama kalinya saya dan keluarga dari kakek liburan bareng ke Baturaden.

Baca juga :
- Sejuknya Udara di Kebun Teh Kaligua 
- Mendaki Gunung Prau 
- Pantai Keren di Tegal 

Selasa, 20 Desember 2016

Keluyuran di Desa Wisata Ketenger #2 : Dalam 2 jam Bisa Keliling Dunia



Berapa uang yang harus kita keluarkan untuk melihat Menara Eiffel di Prancis, Colloseum di Roma, Menara Pisa di Itali, bunga tulip dan kincir angin di Belanda, lalu Bunga Sakura di Jepang, Taj Mahal di India, Menara Kembar di Malaysia, Gedung Putih dan Patung Liberty di Amerika. Berapa? Pasti miliaran rupiah untuk keliling melihat icon di beberapa negara. Bagi saya, mungkin perlu jual rumah, tanah, motor, tv, sampai keran air dijual sekalipun belum tentu cukup untuk keluyuran ke tempat-tempat diatas. Lalu gimana supaya saya bisa foto di depan Menara eiffel dan yang lainnya dengan harga minim? Jawabannya ada di Desa Wisata Ketengger.

Emang ada apa disana ki?

Baru-baru ini, Kab. Banyumas/Kota Purwokerto telah meresmikan wisata baru yang berada didesa ketengger, Kec. Baturaden. Dengan memberikan tema : Taman Miniatur Dunia. Sedangkan nama obyek wisatanya adalah Small Wordl.

Sesuai dengan temanya, disini ada berbagai miniatur dunia, atau bisa dibilang miniatur iconnya negara-negara yang ada di Bumi. Kalau di Mars saya gak tau ada negara atau gak disana. Jadi kita gak perlu repot-repot lagi ke Itali untuk melihat Menara Pisa, cukup datang ke Banyumas, lebih tepatnya di Kota Purwokerto, Kec. Baturaden, Desa Ketengger. Disitu kita bisa puas foto-foto dengan latar belakang icon dari negara sesuka kita. Dan yang terpenting masuknya cuma 15ribu. Gak perlu jual rumah buat keliling dunia.



Karena itulah, mumpung saya and the gengs sedang di Desa Ketengger sehabis ke Curug Jenggala, kita mampir ke taman miniatur dunia ini (Lagi). Iya... sebulan sebelumnya saya pernah kesini bersama Mala (pacar), Wiwi dan Halimah (temen-temennya Mala), tapi waktu itu masih ada yang belum sempurna miniaturnya, dan sekarang Small Wordl sudah siap untuk dikunjungi wisatawan.

Sebelum bercerita didalamnya kayak gimana, ada sedikit tips dari saya sebelum masuk ke Small Wordl :
1. Wajib bawa kamera, karena ini tempat untuk berfoto. Kalau mau bawa senjata paint ball terus pengin seru-seruan, pergi aja ke Jalur Gaza. Seru dan mematikan.
2. Jangan berlagak mesra disini, karena ini tempat ramai dan banyak yang jomblo. Kalau mau cari tempat yang kebarat-baratan, sepi, sunyi, dan gak ada orang yang ganggu, pergi aja ke kuburan belanda. Sepi dan kebarat-baratan.
3. Wajib narsis. Karena kalau cuma diem-diem aja, mending pergi ke warung mpok iyem, disitu bisa diem sambil ngopi.
Terakhir.
4. Dilarang buang sampah sembarangan. Kalau masih aja buang sampah sembarangan, mending jadi monyet aja. Karena cuma monyet yang buang sampah sembarangan.

Sekarang saatnya kita masuk.


Setelah membeli tiket masuk, kemudian tangan kita disetempel sebagai tanda bahwa kita masuk kejalan yang benar.

Pertama-tama kita disambut miniatur air mancur marina bay sands, icon Singapura dan miniatur patung selamat datang lengkap dengan air mancurnya juga sebagai awal perjalanan kita keliling dunia.


Selanjutnya kita ke Malaysia, Jepang, India, Amerika, Mesir, Belanda, Prancis, Italia, Australia dan masih banyak lagi yang kita datangi.

Disini juga ada rumah adat kalimantan, rumah adat papua, ada monas juga. Anak-anak yang suka eksis pasti seneng banget di tempat kayak gini, apalagi pemandangan diluar taman ini juga keren banget, yaitu hamparan padi yang hijau, kemudian bukit yang samar-samar terlihat karena banyak kabut, ada juga kegagahannya Gunung Slamet siap menambah kekerenannya tempat ini.


Sedangkan fasilitas lainnya, ada tempat bermain anak, gazebo, toilet dan mushola yang semuanya terbuat dari bambu. Keren.

Hanya dalam 2 jam saja kita bisa keliling dunia. Namun, dari sekian hal yang saya liat dan amati, hanya ada satu kekurangannya, yaitu makanan. Bukan berarti disini gak ada yang jual makanan, malahan banyak, disebelah pintu masuk ada deretan penjual makanan dan pernak-pernik bertuliskan Small Wordl. Hanya saran sih, harusnya ada juga yang jual makanan khas dari negara-negara tersebut, ini akan menyempurnakan tempat ini. Jadi setelah foto dengan background negara jepang, begitu keluar taman makannya Sushi, atau mungkin sukanya ke eropa, begitu keluar taman, makannya Pizza (makanan khas Itali). Kalau sukanya lokal ya paling makan pecel, nasgor, bakso dan kalau saya sukanya ke warteg.


Ada satu lagi sih saran dari saya, tapi ini keluar dari tema taman miniatur dunia. Saran saya ini lebih ke taman miniatur nusantara, jadi dibikin miniatur-miniatur dari berbagai icon nusantara, kayak Candi borobudur, Candi prambanan, Tugu pahlawan, Tugu surabaya, Pura di bali, atau dibuatin patung komodo sebagai iconnya NTT dan NTB. Ini akan membuat wisatawan jadi belajar mengenal nusantara juga.

Keren gak saran dari saya? Emang cocok dah kalau jadi mentri pariwisata. Hehe...

Karena waktu sudah sangat sore, saya and the gengs putuskan untuk pulang. Mengingat jalur utama Purwokerto-Tegal pasti akan macet, jadi sebisa mungkin kita pulang sebelum jam 4. Tapi meskipun dengan waktu 2 jam saja, kita puas keliling dunia.







Minggu, 18 Desember 2016

Keluyuran di Desa Wisata Ketenger : Curug yang Romantis

Banyumas/Purwokerto, merupakan kota yang paling sering saya jelajahi setelah kota kelahiran saya (Tegal). Mungkin karena banyak banget wisata alamnya, terutama wisata air terjunnya yang keren-keren banget kayak Curug Nangga dengan bentuknya seperti anak tangga, juga ada salah satu curug yang masuk ke dalam 10 air terjun tertinggi Indonesia, ada di Banyumas. Sedangkan kali ini saya bersama Mala (pacar), Dwi, Desi (adiknya dwi), Beti dan Trio akan Keluyuran di Desa Wisata Ketengger, Kec. Baturaden, Kab. Banyumas.

Memang ada apa aja ki didesa ketengger?

Didesa Ketengger ini memiliki banyak obyek wisata, juga memiliki berbagai air terjun yang siap di kunjungi, yang saya ketahui ada 5 dari 18 curug di Banyumas ada di Desa Ketengger, seperti curug : Bayan, Pengantin, Gede, Jenggala dan Celiling. Untuk wisata lainnya ada taman miniatur dunia, dan yang paling terkenal dan terpopuler adalah Baturaden.

Khususnya Curug Jenggala, curug ini mulai dikenal di facebook gara-gara ada spot foto romantis yang dibuat oleh warga setempat. Spotnya kayak gini :


Menurut saya, ini curug gak pantes buat yang jomblo, bayangin aja, kita berdiri diatas dack kayu berbentuk hati atau love dengan bentukan utuh, sedangkan hatinya para jomblo kan masih setengah atau bahkan ada yang retak. Saya saranin kalau mau ke Curug Jenggala, jauh-jauh dari spot foto ini, takut ntar nangis keinget mantan.

Beda dengan yang punya pasangan, mereka bisa foto bareng, bisa sok-sok romantis didepan orang padahal sering berantem, atau bisa juga melamar anak orang di tempat ini, mungkin juga bisa dijadikan foto prewed. Pokoknya curug ini recomented banget bagi para sepasang kekasih yang sedang hunting foto romantis.

Namun untuk menuju kesini, kita perlu perjuangan.

Emang ada penjajah ya makanya perlu perjuangan?
Ini lebih besar dari yang namanya penjajah.

Karena kalau mau ke curug ini, kita harus melewati musuh besar saya, yaitu. Anak Tangga. Selama berat badan saya masih diatas 80 kg, anak tangga atau tanjakan adalah musuh besar bagi saya.

Begitu motor kita parkirkan di depan rumah warga, kemudian kita jalan kaki untuk menuju ke curugnya, kalau kata mas-mas penjaga parkir bilang paling 30 menit. Tapi bagi saya, mungkin hampir setahun baru nyampe.
Sumber : Aul Howler
Perasaan saya makin gak enak karena dihadapan kita selepas turun dari motor adalah tanjakan tanah berbatu. Setelah itu kita naik anak tangga yang terbuat dari beton, kemudian turun tangga, lalu naik tangga lagi, setelah itu kita melewati pipa saluran air dari sawah satu ke sawah yang lain, kita juga melewati beberapa sungai kecil, bahkan ada jembatan kecil juga yang harus dilewati untuk menyebrang sungai kecil namun arusnya deras. Saya kira sampai disini udah nyampe, gak taunya kita naik tanjakan dengan tanah yang agak licin karena habis ujan semalam. turun lagi, naik lagi, lewatin sungai lagi. Disini kita jangan sampai salah memakai alas kaki seperti cewek lain yang saya liat dengan memakai high heels ke jalan yang kayak gini. Mungkin dia pengin di bilang cantik, atau sok jadi model. Tapi Secantik dan semenarik apapun wanita ketika menggunakan high heels, tetap saja menggunakan high heels di tempat kayak gini terlihat aneh dan bikin gampang capek. Tapi tenang, banyak pemandangan keren selama jalan menuju Curug Jenggala.



Akhirnya, setelah dengkul terasa cenat-cenut akibat jalan naik-turun, sampai juga kita di depan Curug Jenggala yang romantis ini. Namun untuk bisa foto di spot romantis ini kita harus mengantri sama pengunjung lain dengan no antrian yang sudah dibagikan. Setelah itu dengan jatah 5 sampai 7 foto kita bisa bergaya di dack kayu berbentuk love ini. Seperti gambar dibawah ini :

Sumber : www.brobali.com
Sumber : Wisatalova

Waow Romantis kan.

Apakah spot fotonya gitu doang ki?
Sapa bilang.

Masih ada lagi. Kita tinggal turun dari spot foto romantis tersebut untuk menuju curugnya biar lebih dekat. "Awas tanah licin" banyak tulisan seperti ini selama jalan kaki ke Curug Jenggala. Makanya kita harus selalu hati-hati melangkah. Termasuk hati-hati dalam hubungan asamara juga.

Begitu dekat dengan air terjunnya, suasana berubah makin romantis. Dengan gemericiknya air yang jatuh dari atas tebing, dengan jatuhnya titik-titik air akibat hempusan air terjun tersebut membuat seakan sedang gerimis, dengan udaranya yang sejuk, terakhir dengan adanya pacar disamping, suasananya begitu syahdu dan romantis dirasakan. Memang tidak berlebihan jika Curug Jenggala disebut-sebut sebagai curug teromantis sementara ini menurut saya.

Emang bener juga, untuk wisata curug, Banyumas rajanya. Jadi bagi para penikmat/pemburu keindahan air terjun, Curug Jenggala wajib dijadikan daftar curug yang harus di kunjungi. Selanjutnya kita akan mengunjungi taman miniatur dunia yang letaknya masih satu desa dengan Curug Jenggala.

Jumat, 09 Desember 2016

Keluyuran ke Pasar Bersama BONEPRICE

Saya pernah bekerja sebagai karyawan kantoran di Kalibata, Jakarta Selatan. Dan selama saya bekerja di Jakarta, saya jadi tau kalau Jakarta tidak melulu soal Monas, Ragunan, Persija, atau bahkan Makam Pahlawan. Ada banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan di Jakarta, Pertama Macet. Macet dijakarta itu udah kayak bumbu masakan tiap hari, mungkin kalau gak macet gak berasa kayak dijakarta. Selanjutnya adalah pasar, inilah tempat paling menarik selama saya di Jakarta. Bukan Monas tapi Pasar.

Banyak pasar yang ada dijakarta, tapi yang paling dekat dengan tempat saya adalah pasar minggu. Maka dari itu saya bersama kakak sepupu saya jalan-jalan ke pasar minggu.

Anak Gunung masa ke pasar ki?
Anak pantai masa ke pasar ki?

Kenapa saya suka ke pasar saat ke Jakarta. Karena pasar tempat berkumpulnya banyak orang-orang dari berbagai suku. Pasar di Jakarta adalah pasar kebhinekaan. Kita bisa kenalan sama orang jawa, sunda, batak, bahkan penduduk asli Jakarta yang kita kenal dengan suku betawi juga ada.

Emang mau ngapain ke pasar ki?
Jadi gini critanya. Saya ngadain syukuran atas pekerjaan yang saya dapat disini (Jakarta) dengan acara bakar-bakar ayam sama keluarga Pak'de Mardi yang sudah mau menampung saya tinggal dirumahnya. Maka dari itu sabtu pagi saya bersama Mbak Niki (anak pertamanya pak'de mardi) dan juga bersama Romi (adik kedua mbak niki) ke pasar minggu untuk belanja bahan pokok yang nantinya mau di pake entar malem yang rencananya pengin bikin ayam bakar sambel rujak dan ikan bakar sambel kacang.

Sesampainya di pasar, kemudian mbak niki bilang kalau supaya cepat belanjanya kita harus bagi tugas, mbak niki belanja daging ayam dan ikan, lalu saya dan romi tugasnya belanja bahan-bahan sambalnya.

Mulai lah kita berpencar.

"Eh Rom, itu ada jengkol seger-seger banget"
"Kan kita mau beli bahan buat sambal"
"Emang jengkol bukan termasuk bahan untuk buat sambal ya?"
Romi mikir apakah jengkol salah satu bahan untuk buat sambel atau bukan, karena kita sama-sama gak tau apa yang harus kita beli.

Beginilah kalau Anak Gamers kayak romi sama Anak Tukang Tidur kayak saya disuruh ke pasar. Akhirnya kita balik lagi ke mbak niki yang lagi pilih-pilih ikan.

"Kok kalian cepet banget baliknya?"
"Mbak kita sama-sama gak ada yang tau apa aja yang harus di beli"
"Haduh Capek Deh"

Jadi kita disuruh beli bahan pembuat sambel rujak : Bawang Merah, Bawang Putih, Kemiri, Lengkuas (Laos), Daun Jeruk, Serai, Cabai (Cabe) Merah, Garam, Lada (Merica), Asam Jawa, Jeruk Nipis, Mentega. Sedangkan untuk bahan pembuat sambel kacangnya itu seperti : kacang, jeruk nipis, bawang merah, bawang putih, kunyit, garam, merica bubuk, biji ketumbar.

Berangkatlah kita buat cari-cari apa yang udah mbak niki bilang.

"Jangan lupa nawar ya!" Teriak mbak niki.

Kita berdua kemudian langsung belanja. Ternyata belanja itu asyik. Banyak orang-orang penjual yang ramah karena tiap kali lewat didepannya pasti disapa dan ditawari mau beli apa. Ya iyalah kalau gak gitu mana laku barang jualannya.

"Mas itu ada mentega" colek romi dan kemudian kita bergerak untuk kesitu.
"Bu mentega yang 200gr berapa?"
"Goceng mas"

Karena udah diwanti-wanti sama mbak niki buat selalu nawar, akhirnya seberapa pun harganya sebisa mungkin harus di tawar. Maka dengan pedenya saya nawar.

"Ya elah... mahal banget bu"
"Emang segitu mas harganya"
"Masa goceng sih, delapan ribu aja deh"

Tiba-tiba si ibu penjual mentega diem.
Saya juga diem, dan kita saling diam dan saling menatap ada yang aneh.

"Mas. Goceng itu lima ribu, kenapa nawarnya malah delapan ribu?" bisik Romi yang bikin saya malu.

Akhirnya saya lari menjauh dari ibu-ibu itu.

Semenjak kejadian ini saya mau beli apa aja gak pake tawar, pedagangnya bilang berapa saya langsung kasih. Mau di tipu atau harganya dimahalin bodo amat, yang jelas gak mau lagi kejadian kayak tadi terulang. Dan berjanji gak lagi-lagi belanja ke pasar. Malunya tuh di muka.

Akhirnya saya dan romi kelar juga belanjanya. Kemudian menghampiri mbak niki yang lagi tawar-menawar daging ayam.

"Mas dua hari yang lalu aja gua beli ayam perkilo 30 ribu masa sekarang 40 ribu? Mahal amat"
"Emang segitu mba harganya"

Melihat mbak niki sedang tawar harga ayam, menguatkan prediksi saya kalau setiap cewek pasti suka dan hobi berbelanja.

"32 ribu saya beli"
"38 mba bisanya"
"Masih kemahalan lah"
"Yaudah 35 ribu deh. Harga mentok"
"Kalo gak turun lagi yaudah gua pergi"
"Yaelah si mbak gitu aja ngambek. Yaudah 32 ribu. Tapi beli 2 kilo ya"
"Iya"

Akhirnya mbak niki yang menang dalam adu tawar menawar.

Mendengar pernyataannya mbak niki saat bilang kemarin aja harganya segini, masa sekarang segitu. Entah itu trik dari mbak niki ataupun beneran harganya segitu yang jelas harga bahan pokok itu selalu berubah-ubah. Bahkan dari warung satu ke warung yang lain pun pasti beda harganya. Ini di akibatkan ketidak-adanya harga yang pasti yang bisa menjadi patokan para penjual, selain itu hasil panen petani juga dapat mengubah harga bahan pokok di pasar. Namun ini semua cerita dulu, karena sekarang ada sebuah aplikasi yang sangat bermanfaat bagi semua orang, terutama para ibu rumah tangga yang suka berbelanja. Apalagi untuk saya atau orang-orang yang tidak pernah ke pasar, aplikasi tersebut sangat membantu kita berbelanja karena ada informasi harga bahan pokok/sembako yang selalu update setiap saat.

Emang aplikasi apaan ki?
Penasaran ya?

Aplikasi ini bernama....

Jeng. Jeng. Jeng.

Boneprice.

Iya aplikasi yang saya maksud adalah Boneprice.

Boneprice ini dapat memberitahukan harga-harga bahan pokok/sembako yang tepat, meskipun dapat berubah-ubah setiap waktu, yang jelas ini bisa menjadi patokan kita agar lebih mudah dalam berbelanja di pasar. Kita gak perlu takut di bohongi atau harga bahan pokok dinaikan sama penjual karena kita udah tau harga yang sebenarnya, tinggal Cek Sembako dalam aplikasi ini, kita langsung dapat informasi harga-harga bahan pokok yang lain.

Wah keren banget ki...
Iya dong! Boneprice gitu loh...

Tapi caranya gimana ki biar punya aplikasi boneprice?
Gampang banget. Gini caranya :

Pertama yang harus kita lakukan adalah NIAT. Tanpa niat kita gak bisa melakukan hal selanjutnya.
Udah niat?
Udah dari tadi ki.
Bagus.

Selanjutnya, bagi yang punya Smartphone tinggal buka Playstore terus ketik "Boneprice" dalam kolom pencarian, maka dia akan muncul.


Kalau HP jadul gimana ki?
Gampang. Tinggal ke warnet terus buka www.boneprice.com dan liat harga bahan pokok disana. Atau, jual HP jadulnya terus beli HP baru yang kekinian.

Tahap ketiga, tinggal kita unduh dan instal aplikasi tersebut dan tunggu sampai instalannya selesai sambil ngopi-ngopi dulu.



Emang lama ya nginstalnya ki?
Cepet banget. Kecuali yang jaringannya lemot, atau kuotanya habis itu baru lama.

Selesai menginstal, kita jangan langsung buka dulu. Entar kaget loh. Lebih baik habisin dulu kopinya, soalnya kalau langsung buka aplikasi Boneprice kita pasti bakalan lupa sama kopinya, penginnya liatin Boneprice mulu. Tapi kalau udah penasaran silahkan aja buka.

Setelah masuk ke aplikasi Boneprice, kemudian pilih menu bahan pokok dan pilih harga sembako termurah. Selanjutnya kita bisa lihat harga-harga sembako yang dijual di pasar.



Wah jadi pengin punya aplikasi Boneprice ki!
Makanya buruan beli HP yang kekinian terus instal tuh aplikasi Boneprice.
Oke!


Sesudah mempunyai aplikasi ini, saya jadi gak malu lagi untuk ke pasar, malahan penginnya belanja terus, karena udah gak takut sama penjual yang suka bohongin orang yang masih polos ke pasar. Jadi semisal lagi beli ayam terus harganya keliatan mahal, tinggal Cek Sembako di aplikasi Boneprice dan kasih tau ke abang-abang penjual ayam, kalau ternyata abangnya masih gak mau turunin harga, kita pura-pura pergi aja kayak triknya mbak niki di atas tadi.

Manfaat lain dari Aplikasi Boneprice ini adalah, kita jadi bisa menghitung seberapa banyak duit yang harus kita keluarkan dari tabungan ketika mau ke pasar, gak perlu lagi bawa uang lebih karena bahaya copet selalu mengancam di sekitar pasar manapun. Dengan bantuan Bonprice kita bisa bawa duit secukupnya. Jadi tunggu apalagi untuk instal aplikasi Boneprice?